Teori globalisasi juga muncul sebagai akibat dari
serangkain perkembangan internal teori sosial, khususnya reaksi terhadap
prespektif seperti teori modernisasi. Diantara karakteristik dari teori ini
adalah bias Westren-nya disesuaikan dengan perkembangan di barat dan bahwa ide
di luar dunia barat tak punya pilihan kecuali menyesuiakan ide dengan ide
barat.
Globalisasi data
dianalisi secara kultural ekonomi, polemik dan atau institusioanl. Dalam
masing-masing kasus, perbedaan kuncinya adalah apakah seseorang melihat
homogenitas atau heterogenitas. Pada titik ekstrem, globalisasi kultur dapat
dilihat sebagai ekspansi transnasional dari kode dan praktik (homogenitas) atau
sebagai proses di mana banyak input kultul; l. local dan global saling
berinteraksi untuk menciptakan semacam perpaduan yang menorah ke pencangkokan
kultur (heterogenitas). Teoritis yang memfokuskan pada faktor-faktor ekonomi
cenderung menekankan arti penting dan efeknya yang bersifat homogenizing
terhadap dunia. Mereka umumnya melihat globalisasi sebagai penyebaran ekonomi
pasar ke seluruh kawasan dunia yang berbeda-beda.
Perspektif
Neo-Marxian Kellner tentang Globalisasi. Kellner
menfokuskan pada realitas kapitalisme sekarang dimana teknologi memegang peranan
yang semakin penting, kellner mengalihkan perhatiannya kepada globalisasi dari
perspektif ini dan yang lebih umum, beralih orientasi neo Marxian yang kritis,
kunci untuk memahami globalisasi adalah menyusun teori tentangnya sebagai
produk dari revolusi teknologi sekaligus restruktuisai global kapitalisme.
Perspektif dialektis juga menjelaskan bahwa ada ciri-ciri progresif dan
emansipatoris dari globalisasi dan kita harus mempertimbangkan keduanya.
Perbedaan kuncinya dari perspektif dialektis, adalah perbedaan antara
globalisasi yang dipaksakan dari atas dan globallisasi yang muncul dari bawah.
Yang merupakan hal penting buat Kellner, dan refleksi dari prespektif
dialektisnya, adalah pemikirannya tentang internet. Teknologi baru ini dipakai
dengan berbagai macam cara untuk mempromosikan globalisasi kapitalis. Akan
tetapi intentiv juga dipakai untuk memobilisasi orang-orang yang menentang
globalisasi.
Giddens tentang “Runaway World” dan
Globalisasi. Pandangan
Giddens tentang globalisasi jelas terkait erat dan tumpang tindih dengan
pemikirannya tentang juggernaut modernitas. Globalisasi juga mengandung dampak
besar terhadap isu-isu yang merupakan perhatian utama giddens dan isu-isu yang
telah didiskusikan seperti keintiman dan aspek lain dari kehidupan sehari-hari.
Dan Giddens melihat keterkaitan erat antara globalisasi dan risiko, khususnya
munculnya apa yang dia namakan manufactured risk. Dia juga mengakui bahwa
globalisasi adalah proses dua arah dengan amerika dan barat sebagai kawasan
yang paling banyak terkena pengaruhnya. Lebih jauh dia mengatakan, globalisasi
menjadi semakin decentred, dengan bangsa-bangsa di luar barat memainknan peran
yang semakin besar didalamnya. Dia juga mengakui bahwa globalisasi melemahkan
kultur local sekaligus membangkitkan kembali. Dia mengatakan bahwa globalisasi
menyelinap kesamping menghasilkan area baru yang mungkin melintasi
bangas-bangsa. Perbenturan utama yang terjadi ditingkat global dewasa ini
adalah antara fundamental dengan kosmopolitanisme, pada akhirnya Giddens melihat
munculnya masyarakat cosmopolitan global. Tetapi bahkan kekuatan utama yang
menentangnya tradisionlisme merupakan produk dari globalisme. Fundamentalis
dapat mengambil bermacan-macam bentuk, agama etnis, nasionalis, politik tetapi
apapun bentuknya menurut Giddens bahwa benar untiuk menganggap fundamentalisme
sebagai sebuah problem. Fundamentalisme dekat kemungkinan kekerasan dan
fundamentalisme adalah lawan dari nilai-nilai cosmopolitan.
Beck dan Politik Globalisasi. Globalisme adalah pandangan bahwa dunia
didominasi oleh perekonomian dan kita menyaksikann munculnya hegemoni pasar
dunia kapitalis dan ideologi neoliberalis yang menopangnya, menurut beck, ini
melibatkan pemikiran line dan monokausal. Multi
dimensionalitas dari perkembangan global, ekologi, politik kultur, dan
masyarakt sipil. Sementara beck mengkritik globalisme, dia melihat bnayak
kebaikan dalam ide globalitas dimana ruang-ruang tertutup, khususnya yang
diasosiasikan dengan bangsa, semakin ilusif. Ruang-ruang itu menjadi ilusif
karena globalisasi atau proses-proses melaluinya negara yang berdaulat dimasuki
dan dilemahkan oleh actor-aktor transnasional, dengan berbagai macam prospek
kekuasaan , orientasi, identitas dan jaringan. Globalitas adalah proses baru
setidaknya karena tiga alasan. Pertama, pengaruhnya atas ruang geografis jauh
lebih ekstensif. Kedua pengaruhnya atas waktu jauh lebih stabil dan terus
berlanjur dari waktu ke waktu, ketiga ada densitas yang lebih besar untuk
jaringan transnasional, hubungan dan arus pekerjaan jaringan. Beck juga
mendaftar sejumlah hal lainnya yang mencolok yang berkaitan dengan globalitas
ketika membandingkannya dengan manifestasi lain dari transnasional. Ini membuat
Beck memperbaiki yang terdahulu tentang modernitas dan menyatakan globalitas,
bersama dengan ketidakmampuan untuk membalikannya, diasosiasikan dengan apa
yang dia sebut sebagai second modernity.
Bauman tentang
Konsekwensi Globalisasi. Bauman melihat globalisasi dari segi perang ruang.
Pemenang dari perang ruang ini adalah mereka yang mobile, mampu untuk bergerak
secara bebas keseluruh dunia dan dalamproses untuk menciptakan makna bagi diri
mereka sendiri. Mereka dapat mengambang relative bebas di atas ruang dan ketika
mereka harus mendarat diatas tempat, mereka mengisolasikan diri mereka dalam ruang
yang tertutup dan terjaga di mana mereka aman dari ganguan orang-orang yang
kalah dalam peperangan ruang tersebut.
Akan tetapi
adalah penting untuk membedakan di antara orang-orang yang setidaknya memiliki
mobilitas, contoh turis adalah mereka yang bergerak karena mereka menginginkan.
Kemanusian para pengembara yang berefek karena merasa lingkunganya tak tertahan
dan tak bersahabat karena sejumlah alasan..
Bauman
menempatkan perbedaan ini dalam konteks perjanjian utama kita apa yang sekarang
diklaim sebagai globalisasi disesuaikan dengan mimpi-mimpi dan keinginan turis,
akan tetapi sebagian besar orang berada di antara dua titik ekstrem ini dan
merasa tidak sebagai besar orang berbeda diantara dua titik esktrem ini dan
merasa tidak berasal. Pada saat itu bahkan pasti bahwa mereka akan bisa melihat
cahaya esok hari. Jadi globalisasi berarti kegelisahan bagi semua orang.
Ritzer tentang
“Globalization of Nothing”. Sesuatu bukan akibat dari sesuatu yang lain, tetapi
cenderung bervariasi bersama-sama. Jadi globalisasi cenderung menyebarkan
nothing ke seluruh dunia. yang nothing oleh Ritzer adalah bentuk yang dibayang
dan di control secara sentral yang kosong dari isi yang distintif dan semua
sebagian besar kosong dari distintif dan sedang mengglobal. Ke empat tipe itu
adalah non-place, nothing, non-people, non-service jadi argument dasarnya
adalah bahwa globalisasi membawa penyebaran nothingness ke seluruh dunia.
0 komentar:
Posting Komentar